Rabu, 04 Mei 2011

Makalah Geografi sebagai Disiplin Ilmu

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
     Perkembangan ilmu geografi diawali dari pengenalan manusia terhadap alam lingkungannya, baik yang mendukung maupun yang menghalangi kehidupannya. Pengenalan itu tidak hanya terbatas pada wilayahnya sendiri, tetapi sampai kewilayah lain. Hal itu didorong oleh upaya pemenuhan kebutuhan yang tidak terdapat di wilayahnya.
     Kegiatan perjalanan dan perdagangan dapat memperluas pengetahuan manusia mengenai daerah yang dikunjunginya, baik mengenai keadaan alam maupun budaya penduduknya. Pengetahuan itu mula-mula hanya disampaikan dalam bentuk cerita oleh seseorang kepada orang lain. Adapun untuk mempermudah perjalanan berikutnya, pengalaman perjalanan tersebut dilukiskan dalam bentuk peta.
     Makin luasnya pengenalan dan pengetahuan tentang wilayah, termasuk aspek alam dan budaya penduduk, selanjutnya perjalanan disajikan dalam bentuk tertulis. Dokumen itulah yang kemudian menjadi dasar pengetahuan geografi.
     Perhatian tentang bumi dalam geografi bukan hanya berhubungan dengan fisik alamiah bumi dan bagian-bagian alam semesta yang berpengaruh terhadap bumi saja. Akan tetapi, meliputi semua fenomena yang ada dipermukaan bumi, baik lingkungan fisik maupun sosial. Serta hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungannya yang merupakan inti dari kajian geografi.
     Selain mengkaji hubungan timbal balik, geografi juga banyak memberikan manfaat bagi manusia diantaranya dengan menggunakan pendakatan-pendekatan dan metode-metode agar manusia dapat mengelola alam dengan baik. Juga dalam aktivitas pendidikan geografi pun memberikan sumbangan yang begitu penting dan bermanfaat untuk kedepannya.
     Geografi juga melatih manusia untuk melakukan orientasi di bumi sebagai tempat tinggalnya, serta melatih kegiatan pengamatan dan pemahaman hubungan antar gejala yang terdapat dalam suatu bentang alam. Geografi juga mengajak kita untuk menyadari tentang kekayaan dan kemiskinan sumberdaya di tempat tinggal kita, dan berusaha menjelaskan potensi sumber daya yang ada di setiap wilayah sehingga dapat dimanfaatkan secara bijaksana untuk memenuhi kebutuhan hidup baik dimasa sekarang maupun dimasa yang akan datang.


B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah ilmu geografi
2. Apa objek ilmu geografi?
3. Apa Manfaat ilmu geografi?
4. Bagaimana pendekatan dan metode yang digunakan dalam ilmu geografi?
5. Apa saja konsep-konsep yang terdapat dalam geografi?
6. Apa saja generalisasi-generalisasi yang terdapat dalam geografi?
7. Apa saja teori-teori yang terdapat dalam geografi?


C. Tujuan Makalah
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan
1. Sejarah ilmu geografi.
2. Objek ilmu geografi.
3. Manfaat ilmu geografi.
4. Pendekatan dan metode yang digunakan dalam ilmu geografi.
5. Konsep-konsep geografi
6. Generalisasi-generalisasi geografi.
7. Teori-teori geografi.


D. Kegunaan Makalah
1. Secara Teoritis
Makalah ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan memperluas pengetahuan tentang geografi sebagai disiplin ilmu, serta dapat dijadikan secara ilmiah untuk membandingkan antara ilmu yang dipelajari di bangku perkuliahan dengan kenyataan di lapangan.
2. Secara Praktis
Makalah ini diharapkan bermanfaat bagi orang lain yang membutuhkan informasi sesuai dengan makalah ini dan dapat dijadikan acuan dalam pembelajaran maupun di masyarakat.




BAB II
PEMBAHASAN


A. Landasan Teoretis
    Istilah geografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata geos yang artinya bumi dan graphein yang artinya tulisan atau lukisan. Istilah itu pertama kali dikemukakan oleh Erathostenes (176-194 SM). Secara umum geografi berarti tulisan atau lukisan tentang bumi. Oleh karena itu, geografi lebih dikenal sebagai ilmu bumi.
     Ekblaw dan Mulkerne mengemukakan, bahwa geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari bumi dan kehidupannya, mempengaruhi pandangan hidup kita, makanan yang kita konsumsi, pakian yang kita gunakan, rumah yang kita huni dan tempat rekreasi yang kita nikmati.
     Bintarto (1977) mengemukakan, bahwa geografi adalah ilmu pengetahuan yang mencitra, menerangkan sifat bumi, menganalisa gejala alam dan penduduk serta mempelajari corak khas mengenai kehidupan dan berusaha mencari fungsi dari unsur bumi dalam ruang dan waktu.
     James Fairgrive (1966) berkata Geografi memiliki nilai edukatif yang dapat mendidik manusia untuk berpikir kritis dan bertanggung jawab terhadap kemajuan-kemajuan dunia. Ia juga berpendapat bahwa peta sangat penting untuk menjawab pertanyaan “di mana” dari berbagai aspek dan gejala geografi.
Hasil semlok peningkatan kualitas pengajaran geografi di Semarang (1988) merumuskan, bahwa geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kewilayahan atau kelingkungan dalam konteks keruangan.
     Berdasarkan telaah dari konsep tersebut penulis berpendapat, bahwa geografi merupakan studi yang mempelajari fenomena alam dan manusia dan keterkaitan keduanya di permukaan bumi dengan menggunakan pendekatan keruangan, kelingkungan, dan kompleks wilayah.


B. Pembahasan
1. Sejarah Ilmu Geografi
     Pandangan perkembangan geografi dibedakan menjadi 5 bagian, yaitu pandangan geografi klasik, pandangan geografi modern (abad ke-18), pandangan geografi akhir abad ke-19, pandangan geografi abad ke-20, dan pandangan geografi mutakhir.
a. Pandangan Geografi Klasik
     Pada zaman Yunani kuno pengetahuan manusia tentang bumi masih sangat dipengaruhi oleh mitologi. Namun, sejak abad ke-6 SM pengaruh mitologi itu terus berkurang seiring dengan makin berkembangnya ilmu pengetahuan sehingga pengetahuan tentang bumi mulai didasarkan atas ilmu alam, ilmu pasti, dan logika. Salah satu bukti bahwa pengetahuan telah didasarkan pada logika adalah telah adanya usaha untuk menjelaskan tentang suatu wilayah termasuk perilaku penduduknya. Orang yang pertama kali menguraikan seluk-beluk keadaan suatu tempat, yang kemudian dinamakan topografi adalah Herodutus (485-428 SM).
     Claudius Ptolomeus dalam bukunya yang berjudul Geographike Unphegesis (pertengahan abad ke-2) menjelaskan bahwa geografi adalah suatu bentuk penyajian dengan peta terhadap sebagian permukaan bumi yang menunjukkan kenampakan umum. Menurut Ptolomeus geografi lebih mengutamakan hal-hal atau fenomena yang bersifat kuantitatif. Pandangan dan pendapat Ptolomeus ini merupakan sumber bagi definisi geografi zaman modern.
b. Pandangan Geografi Modern (Abad ke-18)
     Pandangan geografi modern pada awalnya dikemukakan oleh Immanuel Kant (1724-1804). Menurut Kant, geografi merupakan disiplin ilmiah yang objek studinya adalah benda-benda atau gejala-gejala yang keberadaannya tersebar dan berasosiasi dalam ruang (space).
   Alexander von Humboldt (1769-1859) lebih berminat pada kajian fisik dan biologi. Humboldt adalah seorang ahli geografi asal Jerman yang melakukan perjalanan ke Benua Amerika. Hasil dari perjalanannya itu adalah sebuah deskripsi tentang hubungan antara ketinggian tempat dan vegetasi yang mendiaminya. Namun demikian, Humboldt juga tetap memperhatikan keberadaan manusia, antara lain perhatiannya tentang kebudayaan penduduk Asia dan kebudayaan penduduk Amerika.
     Karl Ritter (1779-1859) membuat uraian yang sejalan dengan pemikiran Humboldt, yaitu menjelaskan kegiatan manusia dalam suatu wilayah. Ritter menganggap permukaan bumi sebagai tempat tinggal manusia dan menggolongkannya menjadi wilayah alamiah, terutama berdasarkan bentang alamnya, serta mempelajari unit wilayah tersebut bagi masyarakat yang akan menempati atau pernah menempati.
c. Pandangan Geografi Akhir Abad ke-19
     Pada akhir abad ke-19 pandangan geografi dipusatkan terhadap iklim, tumbuhan, dan hewan (biogeografi) terutama pada bentang alamnya. Perhatian utama geografi pada masa ini adalah gejala-gejala fisik sehingga gejala-gejala sosial (manusia) tidak mengalami kemajuan. Perhatian geografi terhadap manusia pada akhir abad ke-19 tetap becorak pada pandangan Ritter, yaitu mengkaji hubungan manusia dengan lingkungannya.
     Friedrich Ratzel (1844-1904) mempelajari pengaruh lingkungan fisik terhadap kehidupan manusia. Menurut Ratzel aktivitas manusia merupakan faktor penting bagi kehidupan dalam suatu lingkungan. Ratzel juga beranggapan bahwa faktor manusia dan faktor lingkungan memiliki kedudukan dan pengaruh yang sama dalam membentuk lingkungan hidup.
d. Pandangan Geografi Abad ke-20
     Salah satu ciri pandangan geografi pada abad ke-20 adalah kajiannya yang bercorak sosial budaya. Pandangan yang bercorak sosial budaya itu merupakan reaksi atas dominasi geografi alam hingga akhir abad ke-19.
     Vidal de la Blache (1854-1918) mengemukakan pendapatnya bahwa dalam kajian geografi harus menyatukan faktor manusia dan faktor fisik karena tujuan geografi adalah untuk mengetahui adanya interaksi antara manusia dan lingkungan fisiknya. Oleh karena itu, konsep geografi yang dikemukakan Vidal de la Blache adalah kewilayahan.
e. Pandangan Geografi Mutakhir
     E. A. Wrigley (1965) mengemukakan pendapatnya bahwa semua metode analisa dapat digunakan dalam kajian geografi selama analisa tersebut mampu menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Wrigley juga berpendapat bahwa geografi adalah disiplin ilmiah yang berorientasi pada masalah (problem oriented) dalam mengkaji interaksi antara manusia dan lingkungannya.
Pandangan geografi mutakhir juga ditandai oleh adanya kajian-kajian geografi yang bersifat tematik dalam suatu wilayah, terutama interaksi antara manusia dan lingkungannya. Di dalam kajian tersebut telah menggunakan metode statistik dan pemanfaatan komputer untuk menganalisa dan menyimpan data.


2. Objek Ilmu Geografi
     Geografi memiliki cara berfikir yang khas dan berbeda dengan ilmu pengetahuan yang lain karena geografi menekankan pembahasannya pada gejala-gejala fisik dan sosial dalam hubungan saling kebergantungan.
     Objek studi geografi pada dasarnya dibedakan menjadi dua, yaitu objek studi material dan objek studi formal.
a. Objek Studi Material.
     Objek studi material adalah segala materi yang menjadi kajian dalam geografi. Sesuai dengan pengertian geografi maka yang menjadi objek studi material adalah segala fenomena geosfer, baik fisik maupun sosial. Objek studi material fisik antara lain iklim, tanah, dan air, sedangkan objek studi material sosial antara lain persebaran penduduk, mobilitas penduduk, dan pola permukiman.
b. Objek Studi Formal.
     Objek studi formal adalah sudut pandang atau cara berfikir terhadap gejala geosfer sebagai objek material geografi, baik fisik ataupun sosial. Objek studi formal inilah yang selanjutnya dapat membedakan geografi dengan ilmu-ilmu yang lain. Sudut pandang geografi adalah ruang dan waktu. Sudut pandang ini berbeda dengan sudut pandang ilmu yang lain. Contohnya, sejarah yang menitikberatkan pada waktu (time), antropologi pada budaya (culture), ekonomi pada biaya (cost) dan hukum pada norma (norm, standard). Akan tetapi, ilmu-ilmu tersebut objek materialnya sama, yaitu membahas hubungan manusia dengan lingkungan hidupnya.


3. Manfaat Ilmu Geografi
     Karena kajian geografi adalah interaksi antara manusia dan lingkungan, maka geografi memberikan manfaat bagi manusia, baik individu maupun kelompok. Di dalam aktivitas pendidikan, geografi memberikan 2 sumbangan yang penting, yaitu sumbangan bersifat pendidikan (pedagogis) dan sumbangan bersifat pembentukan kepribadian.
a. Sumbangan pedagogis
1) Wawasan dalam Ruang
    Geografi melatih manusia untuk melakukan orientasi di bumi sebagai tempat tinggalnya dan memproyeksikan dirinya dalam ruang. Orientasi dan proyeksi tersebut meliputi semua unsur ruang, yaitu arah, jarak, luas, dan bentuk.
2) Persepsi Relasi Antargejala
     Geografi dapat melatih kegiatan pengamatan dan pemahaman hubungan antargejala yang terdapat dalam suatu bentang alam. Oleh karena itu, perlu adanya kegiatan yang bersifat pengamatan lapangan atau kegiatan luar ruang (outdoor). Melalui kegiatan luar ruang tersebut kita dapat mengetahui setiap proses dan pola dari fenomena geosfer.
3) Pendidikan Keindahan
    Buku-buku geografi yang dilengkapi dengan gambar-gambar tentang fenomena geosfer dapat menumbuhkan rasa kecintaan terhadap keindahan alam. Namun, pengamatan langsung terhadap fenomena alam yang umum terdapat di lingkungan sekitar dapat lebih meningkatkan kecintaan tersebut.
4) Kecintaan Terhadap Tanah Air
     Geografi mengajak kita untuk menyadari tentang kekayaan dan kemiskinan sumber daya di tempat tinggal kita. Geografi berusaha menjelaskan potensi sumber daya yang ada di setiap wilayah sehingga dapat dimanfaatkan secara bijaksana. Potensi sumber daya tersebut tentu saja diupayakan untuk memenuhi kebutuhan hidup, baik masa sekarang ataupun masa yang akan datang.
5) Pemahaman Global
     Geografi memberikan wawasan tentang wilayah-wilayah yang lebih luas selain wilayah tempat tinggal kita. Kita dikenalkan pada sifat dan karakter tempat lain sehingga kita dapat menilainya sesuai dengan sifat dan karakternya. Pemahaman terhadap wilayah global ini dapat memupuk sifat salingmenghargai dan menghormati antarbangsa.
b. Sumbangan bersifat pembentukan kepribadian
     Kita dapat mengerti permasalahan sosial yang sangat kompleks sebagai akibat adanya perbedaan dalam lingkungan. Kita dapat menghargai adanya fakta gejala geografi sehingga akan lebih memperhatikan berbagai masalah, baik lokal ataupun global. Kita dapat mengetahui ketersediaan sumber daya alam yang perlu dimanfaatkan. Kita dapat menghargai kondisi perekonomian dan kultural yang saling bergantung antar daerah. Kita dapat membentuk pribadi melalui refleksi atas lingkungannya dengan lingkungan orang lain.
     Di dalam kehidupan sehari-hari geografi memiliki manfaat yang sangat besar bagi kehidupan manusia, meskipun manfaat tersebut tidak secara langsung dirasakan manusia. Contoh manfaat ilmu geografi dalam kehidupan sehari-hari antara lain sebagai berikut.
a. Bidang Pertanian
    Kebiasaan petani dalam memulai bercocok tanam, meskipun secara tradisional, sebenarnya sudah menunjukkan bahwa petani tersebut menggunakan ilmu geografi. Perhitungan terhadap musim, jenis tanah, dan sistem pengairan merupakan contoh bahwa geografi memiliki peran yang sangat penting dalam bidang pertanian.
b. Bidang Industri
     Pemilihan lokasi industri umumnya mempertimbangkan faktor biaya, baik biaya untuk bahan baku, proses produksi, maupun distribusi. Di dalam pemilihan lokasi industri tersebut faktor jarak menjadi pertimbangan yang sangat penting, baik jarak untuk memperoleh bahan baku maupun untuk pemasarannya. Saat ini lokasi industri telah dikelola sedemikian rupa sehingga berdiri pemusatan lokasi perindustrian berupa kawasan-kawasan industri. Faktor jarak merupakan contoh bahwa geografi sangat penting dalam bidang industri.


4. Pendekatan dam Metode yang Digunakan dalam Ilmu Geografi
a. Pendekatan Geografi
     Pendekatan geografi dapat diartikan sebagai suatu metode atau cara (analisis) untuk memahami berbagai gejala dan fenomena geosfer, khususnya interaksi antara manusia dan lingkungannya. Pendekatan geografi menjadi ciri bagi kajian geografi dan membedakannya dengan kajian ilmu-lmu yang lain.
      Pendekatan (approach) yang digunakan dalam kajian geografi terdiri atas 3 macam, yaitu analisis keruangan (spatial analysis), analisis ekologi (ecological analysis), dan analisis kompleks wilayah (regional complex analysis). Oleh karena itu, pendekatan yang digunakan dalam geografi tidak membedakan antara elemen fisik dan nonfisik.
1) Pendekatan Keruangan
     Pendekatan keruangan adalah upaya dalam mengkaji rangkaian dan perbedaan fenomena geosfer dalam ruang. Di dalam pendekatan keruangan ini yang perlu diperhatikan adalah persebaran penggunaan ruang dan penyediaan ruang yang akan dimanfaatkan.
    Contoh penggunaan pendekatan keruangan adalah perencanaan pembukaan lahan untuk daerah permukiman yang baru. Data-data yang perlu diketahui untuk keperluan tersebut terutama yang menyangkut keadaan lokasi, antara lain ketinggian tempat, kemiringan lereng, jenis tanah, dan keadaan air tanah. Hal itu karena keadaan fisik lokasi tersebut akan berpengaruh terhadap tingkat adaptasi manusia yang akan menempatinya.
2) Pendekatan Ekologi
     Pendekatan ekologi adalah upaya dalam mengkaji fenomena geosfer khususnya terhadap interaksi antara organisme hidup dan lingkungannya, termasuk dengan organisme hidup yang lain. Di dalam organisme hidup itu manusia merupakan satu komponen yang penting dalam proses interaksi. Oleh karena itu, muncul istilah ekologi manusia (human ecology) yang mempelajari interaksi antarmanusia serta antara manusia dan lingkungan.
     Kemampuan manusia dalam memanfaatkan lingkungannya untuk berbagai aktivitas kehidupan merupakan contoh pendekatan ekologi. Misalnya, manusia yang bertempat tinggal di pantai memiliki aktivitas yang berbeda dengan manusia yang tinggal di daerah pegunungan.
3) Pendekatan Kompleks Wilayah
     Pendekatan kompleks wilayah adalah upaya dalam mengkaji fenomena geosfer dengan menggunakan pendekatan keruangan dan pendekatan ekologi. Di dalam analisis ini yang menjadi perhatian adalah tentang persebaran fenomena tertentu melalui pendekatan keruangan dan interaksi manusia dengan lingkungannya melalui pendekatan ekologi. Pendekatan kompleks wilayah beranggapan bahwa interaksi antarwilayah akan berkembang karena adanya perbedaan antarwilayah itu. Oleh karena adanya perbedaan itu maka akan terjadi pemenuhan kebutuhan dari satu wilayah terhadap wilayah yang lain.
     Melalui pendekatan kompleks wilayah, perencanaan pembukaan lahan untuk daerah permukiman yang baru seperti contoh di atas dikaji lebih luas lagi, terutama hubungannya dengan wilayah lain dan pengembangannya. Hal tersebut membuktikan bahwa fenomena geografi yang terjadi pada suatu wilayah memiliki keterkaitan (hubungan) dengan fenomena di wilayah lain.
b. Metode
1) Metode Deskriptif
     Metode ini banyak digunakan sejak ilmu geografi lahir sebagai disiplin ilmu yang bersifat akademis. Sebagai karakteristik metode ini adalah memberi penjelasan baik yang bersifat alamiah maupun insaniah dengan mengungkap karaktersitik, eksploratif, hubungan fungsional, maupun dampaknya dari suatu fenomena maupun peristiwa. Tujuan metode ini adalah untuk mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa dan kejadian yang ada pada masa sekarang. Salah satu hal penting tentang metode deskriptif ini, bahwa pada masa berkembangngnya metode deskripsi tersebut kartografi dominan.
2) Metode Studi Kasus
     Merupakan metode penelitian baik yang digunakan untuk karakteristik tertentu, individu maupun kelompok dengan mengungkap kasus-kasus spesifik baik yang mencakup pengkajian relasi, dan interelasinya terhadap individu lainnya secara mendalam dan biasanya dilakukan secara longitudinal
3) Metode Survei
    Merupakan metode penelitian dengan teknik pengumpulan data sepeti wawancara maupun kuesioner (angket) dengan jumlah sampel besar dan merupakan penelitian yang menggambarkan keadaan kekinian untuk memahami opini, pendapat, maupun tanggapan publik pada umumnya
4) Metode Studi Pengembangan
    Merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan suatu penelitian secara mendalam untuk memperoleh model baik dalam tataran teoretis yang sebelumnya sudah ada maupun belum ada (baru). Penelitian studi pengembangan ini lazimnya banyak dikembangkan dalam dunia akademis pada jenjang pascasarjana untuk memperoleh gelar doktor.



5. Konsep-Konsep Geografi
a. Tempat
Konsep tempat (place) merujuk kepada suatu wilayah di mana orang hidup berada maupun kajian itu dilakukan pada lokasi tertentu. Dalam analisis geografi, konsep tempat memiliki peran penting karena kedudukan dan kontribusi tempat memberi arti banyak memberi makna bagi manusia dan organisme lainnya.
b. Iklim
Iklim menurut Ensiklopedi Indonesia (1984: 1376-1377) adalah keadaan rata-rata dari cuaca di suatu daerah dalam periode tertentu dan keadaan variasinya dari tahun ke tahun. Unsur-unsur yang menggambarkan keadan iklim meliputi suhu udara, kelembaban udara, angin, curah hujan dan penyinaran matahari.
c. Lingkungan
Lingkungan dalam Ensiklopedi Indonesia (1984: 2021) didefinisikan sebagai segala sesuatu yang ada di luar suatu organisme, yang meliputi: Pertama, lingkungan benda mati atau fisik: adalah lingkungan di luar suatu organisme yang terdiri atas benda atau faktor alam yang tidak hidup, seperti bahan kimia, suhu, cahaya, gravitasi, atmosfer dan lain-lain. Kedua, lingkungan hidup (biotik); lingkungan di luar suatu organisme yang terdiri atas organisme hidup, seperti tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia.
d. Peta
Peta dalam Ensiklopedi Indonesia (1984: 2698-2699) didefinisikan sebagai pola permukaan bumi yang dilukiskan pada bidang datar, gambar itu dapat menyatakan kedaan fisik bumi, keadaan budaya, ekonomi, bahkan politik sekalipun. Biasanya tiap titik peta itu menunjukkan kedudukan geografis menurut skala dan proyeksi yang telah ditentukan.
e. Khatulistiwa (Ekuator)
Khatulistiwa atau ekuator adalah sebuah konsep yang merujuk kepada garis khayal yang melingkari bola bumi dan membelahnya menjadi dua bagian sama besar yang masing-masing 180 derajat. Garis ekuator inilah yang sering disebut garis khatulistiwa atau garis lintang nol derajat. Dari garis lintang nol derajat tersebut untuk ke arah utara disebut garis lintang utara, dan sebaliknya yang ke arah selatan disebut garis lintang selatan.


6. Generalisasi-Generalisasi Geografi
a. Tempat
Nilai penting karakteristik suatu tempat dalam masa lalu, sekarang, maupun masa depan terhadap suatu tempat-tempat yang strategis secara ekonomi, selalu menjadi memiliki daya tarik tersendiri bagi pengembangan politik-ekonomi. Karena makin meningkatnya mobilitas dua faktor utama produks, yaitu; modal dan tenaga kerja. Suatu tempat harus memiliki daya tarik bagi investasi dan pekerja, dan mereka yang terlibat dalam manajemennya harus bekerja sesuai dengan tujuan tersebut. Hal ini telah menimbulkan ketertarikan untuk menciptakan dan menjual tempat kepada berbagai kelompok bisnis.
b. Iklim
Masalah-masalah yang sering muncul dalam pembangunan pertanian di daerah tropis dari segi iklim adalah tanah di daerah tropis beriklim lembab, mungkin saja sepanjang tahun dapat digunakan untuk pertanian, tetapi sebagian tanah itu tidak cocok untuk didayagunakan menurut pola pertanian modern yang mengandalkan penggunaan teknologi mutakhir, karena tidak dapat dipupuk secara efektif dengan pupuk mineral.
c. Lingkungan
Dalam setiap proyek pembangunan, sebelumnya perlu dikakukan analisis menyeluruh tentang dampak lingkungan yang ditimbulkannya. Hal ini bukan hanya kepada perusahaan-persahaan pemerintah tetapi juga perusahaan-perusahaan swasta, terutama sangat berperan dalam memperoleh izin resmi usaha tersebut, khususnya bagi kegiatan-kegiatan yang dianggap peka terhadap lingkungan.
d. Peta
Para birokrat pemerintah, kaum professional, maupun intelektual pada hakikatnya memerlukan peta. Dari keperluan untuk pembangunan ekonomi, pertahanan nasional, perlindungan lingkungan, ekonomi, bisnis, wisata, industri, maupun untuk memberikan eksplanasi visual dalam ranah-ranah abstrak yang perlu dipahami secara mendalam , apa lagi jika peta itu bentuk dan disainnya lebih bersifat dinamis dan interaktif karena dibuatnya dengan teknologi yang kian canggih dan menarik, jelas sangat diperlukan.
e. Khatulistiwa (Ekuator)
Bagi negara-negara yang dilalui dengan garis khatulistiwa, tidak ada alasan untuk merasa takut kekurangan sinar matahari. Hal ini jelas berbeda dengan daerah-daerah subtropis yang jauh dari garis khatulistiwa, mereka hanya pada bulan-bulan tertentu dapat menikmati hangatnya sinar matahari.


7. Teori-Teori Geografi
a. Teori Ledakan Penduduk Malthus
     Thomas Robert Malthus lahir di Ruckery-St. Catherina Inggeris pada tanggal 14 Februari 1766 dan meninggal pada tanggal 23 Desember 1834. Dalam ilmu geografi ekonomi dan poppulasi, nama dia dikenal sebagai seorang pelopor yang mengukir pada mazhab geografi tersebut. Selain itu nama Malthus kemudian diabadikan juga dalam istilah ”neomalthusianisme”. Adapun teori Malthus tentang ledakan penduduk ditulis dalam bukunya An Essay on the Principles of Population (1798). Dalam teorinya tersebut Malthus berpendapat, bahwa:
1) Masyarakat manusia akan tetap miskin karena terdapat kecenderungan pertambahan penduduk berjalan lebih cepat daripada persediaan makanan.
2) Pertambahan penduduk dapat diibaratkan deret kali atau deret ukur sehingga pelipat-gandaan jumlah penduduk dalam setiap 25 tahun, sedangkan peningkatan sarana-sarana kehidupan berjalan lebih lambat, yakni menurut deret hitung atau deret tambah.
3) Melalui tindakan pantang seksual/pantangan kawin, perang, bahaya kelaparan, dan bencana alam, jumlah penduduk setiap kali memang diusahakan sesuai dengan sarana kehidupan yang tersedia. Namun cara itu tidak cukup untuk meningkatkan kehidupan masarakat sampai di atas batas minimum.

b. Teori Pengaruh Iklim Terhadap Peradaban Ellswort Huntington
     Ellswort Huntington adalah seorang ahli geografi Amerika yang produktif menulis berbagai buku ternama dan teorinya tergolong fantastis imajiner dan kadang dinilai bombaptis. Inti teori-teorinya itu terdapat dalam tiga buku yakni: The Pulse of Asia (1907); Palestine and Its Transformation (1911), Civilization and Climate (1915), yang secara garis besar pokok-pokok pikirannya sebagai berikut:
1) Peradaban besar yang ada di kawasan Asia Tengah dan Barat Daya pada zaman kuno dimana kondisi mengerikan sekarang ini dari daerah-daerah tersebut, pada awal abad ke-20 diperkirakan adanya kemerosotan perabadaban yang terjadi dan disebabkan oleh perubahan iklim.
2) Kekeringan di wilayah ini pada masa sekarang kelihatannya tidak sesuai dengan posisinya terdahulu sebagai pusat kerajaan, dan dia mulai berpikir bahwa iklimnya yang dahulu seharusnya lebih lembab, bahwa wilayah ini harus mengalami proses pengeringan yang progresif.
3) Proses semacam ini harus menjadi bagian dari suatu proses yang lebih besar fenomena-fenomena yang lebih umum. Sesuai dengan itu ia terdorong untuk membuat postulat tentang mengeringnya bumi, yang terjadi dalam ”plsasiritmik, dengan periode-periode dari udara kering dan basah.
4) Begitu-pun cerita pengembaraan bangsa Ibrani (Yahudi) dalam kitab suci, berhubungan dengan titik tengah antara masa kekeringan dan masa kebasahan. Ekspansi kerajaan Moghul, ekspansi kerajaan barbar Mongol sampai ke Eropa, adalah akibat dari mengeringnya tempat tinggal asli dari kaum penyerbu.
5) Proses pengeringan yang progresif dari bumi mengikuti arah tertentu umumnya dari timur ke barat. Inilah yang menjelaskan pergantian pusat-pusat peradaban besar dari Babilonia, Mesir ke Yunani, ke Roma, dari Roma ke Prancis, dan dari Prancis ke Inggris, serta dari Inggris ke Amerika Serikat.

c. Teori Lokasi Lahan von Thunen
     Johann Hienrich von Thunen dalam Der Isolierte Staat (1826) mengemukakan bahwa pada dasarnya penggunaan lahan dapat dibagi dalam beberapa penggunaan. Dengan mengambil satu pusat kota sebagai satu-satunya tempat memproduksi barang-barang yang dibutuhkan seluruh negara, daerah-daerah di sekitarnya hanya sebagai pemasok bahan mentah lain ke kota.
1) Lahan pertama berada di dekat pusat kota (pasar) akan dipakai untuk kegiatan-kegiatan intensif jenis tanaman yang hasilnya cepat rusak, memakan tempat dan berat dalam kaitannya dengan transportasi.
2) Daerah kedua merupakan daerah hutan. Hal ini bisa dipahami mengingat masa itu kebutuhan hasil hutan untuk kayu dan bahan bakar yang sifatnya memakan tempat dan berat sehingga harus ditempatkan agar dekat dari pusat kota.
3) Daerah ketiga digunakan untuk menanam tanaman sejenis gandum atau padi-padian.
4) Daerah keempat berupa daerah penggembalaan ternak
5) Daerah kelima, merupakan daerah ilalang, daerah tandus.
6) Sedangkan daerah keenam merupakan daerah perburuan.
7) Untuk memudahkan dan efisiensi transportasi, diperlukan sungai yang membelah kota, ternyata dapat menghemat 1/6 transportasi darat, sehingga daerah pertama akan berkembang sepanjang sungai.
8) Perlu dibuat kombinasi transportasi darat dan sungai, sehingga akan sama biaya transpor darat bagi daerah yang tidak dapat menikmati adanya sungai.

d. Teori Kota Konsentris Burgess
     E.W. Burgess adalah seorang geograf Amerika Serikat yang mengkaji struktur kota Chicago pada tahun 1920-an, dan teori konsentrasi tersebut dimuat dalam tulisannya yang berjudul The Geography of City (1925). Inti teori kota konsentris tersebut adalah:
1) Pada hakikatnya kota itu meluas secara seimbang dan merata dari suatu pusat/inti, sehingga muncul zona-zona baru sebagai perluasannya.
2) Pada setiap saat dengan demikian dapat ditemukan sejumlah zona yang konsentris letaknya, sehingga struktur kota menjadi bergelang (melingkar).
3) Di pusat kota terdapat
a) Zona Pertama; Central Bisnis District (disingkat BCD) jika di Chicago disebutnya Loop. Fungsi Loop tersebut untuk sebagai pusat/jantung kehidupan perdagangan, perekonomian, dan kemasyarakatan.
b) Zone Kedua; terdapat Zona Peralihan (trantitional zone) merupakan kawasan perindustrian, disertai oleh rumah-rumah pribadi yang kuno. Bahkan jika Chicago telah berubah menjadi Chines Town maupun pertokoan dan perkantoran berskala kecil. Namun jika sudah bobrok banyak dimanfaatkan oleh kaum gelandangan miskin.
c) Zona Ketiga; kawasan perumahan para buruh kebanyakan adalah kaum imigran.
d) Zona Keempat; penghuni kelas menengah, cukup rapi memiliki jarak sanitasi yang lebih memadai sebagai tempat tinggal yang nyaman dan baik. Namun terdapat juga sebagian kecil rumah berkelas elite.
e) Zona kelima; merupakan Commuters Zone, atau tempat orang yang pulang-pergi setiap hari untuk bekerja. Kondisi alamnya masih asri, luas, dan mewah serta berfungsi sebagai kota kecil untuk beristirahat/tidur atau dormitory towns, perumahan untuk orang-orang kaya.



BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN
     Geografi adalah studi yang mempelajari fenomena alam dan manusia serta keterkaiatan keduanya di permukaan bumi dengan menggunakan pendekatan keruangan, lingkungan, dan kompleks wilayah.
Objek studi geografi pada dasarnya dibedakan menjadi dua, yaitu objek studi material yang menjadi kajian dalam geografi diantaranya yaitu, fenomena fisik maupun sosisal. Serta objek studi fomal yang menjadi sudut pandang terhadap gejala geosfer sebagai objek material geografi.
     Manfaat ilmu geografi dalam aktivitas pendidikan, memberikan dua sumbangan yang begitu penting, diantaranya yaitu sumbangan pedadogis (pendidikan) dan sumbangan yang bersifat pembentukan kepribadian misalnya dalam hal pertanian dan dalam bidang industri.
     Dalam ilmu geogarafi mempunyai metode-metode dapat digunakan yaitu metode deskriptif, metode studi kasus, metode survey, dan metode studi perkembangan. Selain metode, geografi juga menggunakan pendekatan-pendekatan yang diartikan sebagai suatu cara untuk memahami berbagai gejala dan fenomena geosfer, khususnya interaksi antara manusia dan lingkungannya. Pendekatan geografi yang digunakan dalam kajian geografi yaitu pendekatan keruangan, pendekatan ekologi, dan pendekatan kompleks wilayah.
Selain pendekatan dan metode yang digunakan, geografi juga memiliki konsep dasar yang menjadi ciri khas, diantaranya tempat, iklim, lingkungan, peta dan khatulistiwa (ekuator).


B. SARAN
     Dizaman sekarang yang maju ini ilmu geografi sangat diperlukan, dimana di dalamnya mengkaji tentang alam dan hubungannya dengan lingkungan manusia, sehingga geografi dapat dikatakan sebagai ilmu sosial yang mana dapat digunakan untuk menentukasn tata letak/ruang suatu kawasan/wilayah dipermukaan bumi. Maka dari itu diperlukan kesadaran dari manusia itu sendiri untuk memanfaatkan dan mengelola alam dengan sebaik-baiknya untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dimasa sekarang maupun dimasa yang akan datang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar