Rabu, 04 Mei 2011

Makalah Implikasi Pola-Pola Pertumbuhan dan Perkembangan terhadap Penyelenggaraan Pendidikan

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
     Dalam segi pendidikan khususnya segi pembelajaran, potensi setiap peserta didik harus benar-benar dipupuk dan dikembangkan sesuai dengan Teori Pieget yang membahas tentang perkembangan kognitif. Maka dari itu kondisi lingkungan sangat mempengaruhi perkembangan kemampuan intelektual peserta didik tersebut.
     Pengalaman belajar yang aktif cenderung untuk memajukan perkembangan kognitif, sedangkan pengalaman belajar yang pasif dan hanya menikmati pengalaman orang lain saja akan mempunyai konsekuensi yang minimal terhadap perkembangan kognitif termasuk di dalamnya perkembangan intelektual.
     Usia remaja adalah usia yang sedang tumbuh dan berkembang, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif, atau baik fisik maupun psikisnya. Pada usia remaja mereka menganggap dirinya bukan anak-anak lagi. Dalam rangka menghadapi luapan emosi remaja, sebaiknya ditangani dengan sikap yang tenang dan santai. Orang tua dan pendidik harus bersikap tenang, bersuasana hati baik dan penuh pengertian. Orang tua dan pendidik sedapat mungkin tidak memperlihatkan kegelisahannya maupun ikut terbawa emosinya dalam menghadapi emosi remaja.
     Dengan singkat dapat dikatakan bahwa untuk mengurangi luapan emosi peserta didik perlu dihindari larangan yang tidak terlalu penting. Mengurangi pembatasan dan tututan terhadap remaja harus disesuaikan dengan kemampuan mereka. Sebaiknya memberi tugas yang dapat diselesaikan dan jangan memberi tugas dan peraturan yang tidak mungkin dilakukan.


B. Rumusan Masalah
      Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah diantaranya sebagai berikut:
1. Bagaimana Implikasi Faktor Intelektual terhadap Penyelengaaraan Pendidikan?
2. Bagaimana Implikasi Faktor Fisik terhadap Penyelenggaraan Pendidikan?
3. Bagaimana Implikasi Faktor Emosional terhadap Penyelenggaraan Pendidikan?
4. Bagaimana Implikasi Faktor Sosial-Kultural terhadap Penyelenggaraan Pendidikan?
5. Bagaimana Implikasi Faktor Bakat Khusus terhadap Penyelenggaraan Pendidikan?
6. Bagaimana Implikasi Faktor Komunikasi terhadap Penyelenggaraan Pendidikan?
7. Bagaimana Implikasi Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik terhadap Penyelenggaraan Pendidikan?


C. Tujuan Masalah
     Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:
1. Implikasi Faktor Intelektual terhadap Penyelengaraan Pendidikan.
2. Implikasi Faktor Fisik terhadap Penyelenggaraan Pendidikan.
3. Implikasi Faktor Emosional terhadap Penyelenggaraan Pendidikan.
4. Implikasi Faktor Sosial-Kultural terhadap Penyelenggaraan Pendidikan.
5. Implikasi Faktor Bakat Khusus terhadap Penyelenggaraan Pendidikan.
6. Implikasi Faktor Komunikasi terhadap Penyelenggaraan Pendidikan.
7. Implikasi Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik terhadap Penyelenggaraan Pendidikan.


D. Kegunaan Makalah
1. Secara Teoretis
Makalah ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan memperluas pengetahuan tentang implikasi perkembangan dan pertumbuhan terhadap pendidikan, serta dapat dijadikan secara ilmiah untuk membandingkan antara ilmu yang dipelajari di bangku perkuliahan dengan kenyataan di lapangan.
2. Secara Praktis
Makalah ini diharapkan bermanfaat bagi orang lain yang membutuhkan informasi sesuai dengan makalah ini dan dapat dijadikan acuan dalam pembelajaran maupun di masyarakat.




BAB II
PEMBAHASAN


A. Landasan Teoretis
a. Pertumbuhan
      Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interselular, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. Soetjiningsih mengemukakan pertumbuhan adalah berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel organ maupun individu yang bisa diukur dengan berat, ukuran panjang, umur tulang dan keseimbangan metabolic.
b. Perkembangan
     Dalam pengertian yang sederhana, perkembangan diterjemahkan dari development (bahasa Inggris), menunjuk pada adanya perubahan positif, lebih baik, lebih maju. Dengan kata lain, perubahan merupakan substansi yang melekat dalam pengertian perkembangan. Hurlock mengemukakan bahwa perkembangan merupakan serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman.
     Akhmad Sudrajat, memberikan definisi bahwa perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang sistematis, progresif dan berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan pula sebagai perubahan – perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya.
     E.B. Hurlock mengemukakan bahwa perkembangan atau development merupakan serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman.
c. Pendidikan
     Dari segi bahasa pendidikan dapat diartikan perbuatan (hal, cara dan sebagainya) mendidik, dan berarti pula pengetahuan tentang mendidik, atau pemeliharaan (latihan-latihan dan sebagainya) badan, batin dan sebagainya (Poerwadarminta, 1991:150)
     Menurut M.J. Langeveld pendidikan adalah memberi pertolongan secara sadar dan segaja kepada seorang anak (yang belum dewasa) dalam pertumbuhannya menuju kearah kedewasaan dalam arti dapat berdiri dan bertanggung jawab susila atas segala tindakan-tindakannya menurut pilihannya sendiri.
     Ki Hajar Dewantoro mengatakan bahwa pendidikan berarti daya upaya untuk memajukan pertumbuhan budi pekerti (kekuatan batin, karakter), fikiran (intellect) dan dan tumbuh anak yang antara satu dan lainnya saling berhubungan agar dapat memajukan kesempurnaan hidup, yakni kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita didik selaras.
     John Dewey mewakili aliran filsafat pendidikan modern merumuskan Education is all one growing, it has no end beyond it self, pendidikan adalah segala sesuatu bersamaan dengan pertumbuhan, pendidikan sendiri tidak punya tujuan akhir di balik dirinya.


B. Pembahasan
1. Implikasi Faktor Intelektual Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan
     Ditinjau dari segi pendidikan khususnya dalam segi pembelajaran, yang penting adalah bahwa potensi setiap peserta didik (termasuk kemampuan intelektualnya) harus dipupuk dan dikembangkan. Maka dari itu kondisi lingkungan sangat mempengaruhi perkembangan kemampuan intelektual peserta didik tersebut. Conny Semiawan (1994) mengemukakan ada dua buah kondisi yaitu keamanan psikologis dan kebebasan psikologis. Peserta didik akan merasa aman secara psikologis apabila:
a. Pendidik dapat menerima peserta didik sebagaimana adanya tanpa syarat dengan segala kekuatan dan kelemahannnya serta memberi kepercayaan padanya bahwa ia baik dan mampu.
b. Pendidik mengusahakan suasana dimana peserta didik tidak merasa dinilai oleh orang lain.
c. Pendidik memberi pengertian dalam arti dapat memahami pemikiran, perasaan dan perilaku peserta didik, dapat menempatkan diri dalam situasi anak, dan melihat dari sudut pandang anak.
     Teori Pieget mengenai perkembangan kognitif, sangat erat dan penting hubungannya dengan umur serta perkembangan moral. Konsep tersebut menunjukan bahwa aktifitas adalah sebagai unsur pokok dalam perkembangan kognitif. Pengalaman belajar yang aktif cenderung untuk memajukan perkembangan kognitif, sedangkan pengalaman belajar yang pasif dan hanya menikmati pengalaman orang lain saja akan mempunyai konsekuensi yang minimal terhadap perkembangan kognitif termasuk di dalamnya perkembangan intelektual.
     Model pendidikan yang aktif adalah model yang tidak menunggu sampai peserta didik siap sendiri. Tetapi sekolahlah yang mengatur lingkungan belajar sedemikan rupa sehingga dapat memberi kemungkinan maksimal pada peserta didik untuk berinteraksi. Dengan lingkungan yang penuh rangsangan untuk belajar tersebut, proses pembelajaran yang aktif akan terjadi sehingga mampu membawa peserta didik untuk maju ke taraf/tahap berikutnya. Dalam hal ini pendidik hendaknya menyadari benar-benar bahwa perkembangan intelektual anak berada ditangannya. Beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain:
a. Menciptakan interaksi atau hubungan yang akrab dengan peserta didik.
b. Memberi kesempatan kepada para peserta didik untuk berdialog dengan orang-orang yang ahli dan berpengalaman dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan akan sangat menunjang perkembangan intelaktual anak.
c. Menjaga dan meningkatkan pertumbuhan fisik peserta didik baik melalui kegiatan olah raga maupun menyediakan gizi yang cukup, sangat penting bagi perkembangan berfikir peserta didik.
d. Meningkatkan kemampuan berbahasa peserta didik baik melalui mass-media cetak maupun menyediakan situasi yang memungkinkan peserta didik berpendapat atau mengemukakan ide-idenya, sangat besar pengaruhnya bagi perkembangan intelektual peserta didik.


2. Implikasi Faktor Fisik terhadap Penyelenggaraan Pendidikan
     Dalam penyelenggaraan pendidikan, perlu diperhatikan sarana dan prasarana yang ada di sekelilingnya, jangan sampai dengan adanya sarana dan prasarana tersebut dapat malah menimbulkan gangguan pada peserta didik. Misalnya: tempat duduk yang kurang sesuai, ruangan yang gelap dan terlalu sempit yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Di samping itu juga perlu diperhatikan waktu istirahat yang cukup. Penting juga untuk menjaga supaya fisik tetap sehat, adanya jam-jam olahraga bagi peserta didik di luar jam pelajaran. Misalnya melalui kegiatan ekstra kurikuler kelompok olah raga, bela diri, dan lain-lain.


3. Implikasi Faktor Emosional terhadap Penyelenggaraan Pendidikan
    Perkembangan emosi peserta didik sengat erat kaitannya dengan faktor-faktor: perubahan jasmani, perubahan dalam hubungannya dengan orang tua, perubahan dalam hubungannya dengan teman-teman, perubahan pandangan luar (dunia luar) dan perubahan dalam hubungannya dengan sekolah. Oleh karena itu perbedaan individual dalam perkembangan emosi sangat dimungkinkan terjadi, bahkan diramalkan pasti dapat terjadi.
     Dalam rangka menghadapi luapan emosi remaja, sebaiknya ditangani dengan sikap yang tenang dan santai. Orang tua dan pendidik harus bersikap tenang, bersuasana hati baik dan penuh pengertian. Orang tua dan pendidik sedapat mungkin tidak memperlihatkan kegelisahannya maupun ikut terbawa emosinya dalam menghadapi emosi remaja.
     Dengan singkat dapat dikatakan bahwa untuk mengurangi luapan emosi peserta didik perlu dihindari larangan yang tidak terlalu penting. Mengurangi pembatasan dan tuntutan terhadap remaja harus disesuaikan dengan kemampuan mereka. Sebaiknya memberi tugas yang dapat diselesaikan dan jangan memberi tugas dan peraturan yang tidak mungkin dilakukan.


4. Implikasi Faktor Sosial-Kultural terhadap Penyelenggaraan Pendidikan
     Usia remaja adalah usia yang sedang tumbuh dan berkembang, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif, atau baik fisik maupun psikisnya. Pada usia remaja mereka menganggap dirinya bukan anak-anak lagi, tetapi meskipun begitu lingkungan disekitarnya menganggap bahwa mereka belum dewasa. Dengan beberapa problem yang dialaminya pada masa ini, akibatnya mereka melepaskan diri dari orang tua dan mengarahkan perhatiannya pada lingkungan di luar keluarganya untuk bergabung dengan teman sekebudayaannya, guru dan sebagainya. Lingkungan teman memegang peranan penting dalam kehidupan remaja.
     Selanjutnya sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang diserahi tugas untuk mendidik, tidak kecil peranannya dalam rangka mengembangkan hubungan sosial peserta didik. Jika dalam hal ini guru tetap berpegang sebagai tokoh intelektual dan tokoh otoritas yang memegang kekuasaan penuh seperti ketika anak-anak belum menginjak remaja, maka sikap sosial atau hubungan sosial anak akan sulit untuk dikembangkan. Untuk itu rambu-rambu berikut dapat digunakan sebagai titik tolak untuk pengembangan hubungan sosial peserta didik:
a. Sekolah harus merupakan dasar untuk perkembangan kepribadian peserta didik.
b. Saling menghargai merupakan kunci yang dapat digunakan untuk menanggulangi masalah-masalah yang timbul dalam hubungan dengan peserta didik yang bertabiat apapun.
c. Pola pengajaran yang demokratis merupakan alternatif yang sangat bermanfaat bagi guru.


5. Implikasi Faktor Bakat Khusus terhadap Penyelenggaraan Pendidikan
     Berbeda dengan kemampuan yang menunjuk pada suatu performance yang dapat dilakukan sekarang, bakat sebagai potensi masih memerlukan latihan dan pendidikan agar suatu performance dapat dilakukan pada masa yang akan datang (Semiawan, 1987; Munandar, 1992). Hal ini memberikan pemahaman bahwa bakat khusus sebagai potential ability untuk dapat terwujud sebagai performance atau perilaku yang nyata dalam bentuk suatu prestasi yang menonjol masih memerlukan latihan dan pengembangan lebih lanjut.
     Dalam kaitan ini untuk menunjang perkembangan bakat umum maupun bakat khusus terlebih supaya mencapai titik optimal di kalangan peserta didik usia sekolah menengah perlu dilakukan langkah-langkah antara lain:
a. Dikembangkan suatu situasi dan kondisi yang memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mengembangkan bakat-bakatnya, dengan selalu mengusahakan adanya dukungan psikologis maupun fisiologis.
b. Dilakukan usaha menumbuh kembangkan minat dan motivasi berprestasi yang tinggi serta kegigihan dalam melakukan usaha di kalangan anak dan remaja, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat oleh semua pihak yang terkait secara terpadu.
c. Dikembangkannya program pendidikan berdiferensi di lingkungan lembaga pendidikan formal (sekolah) guna memberikan pelayanan secara lebih efektif kepada peserta didik yang memiliki bakat khusus menojol.


6. Implikasi Faktor Komunikasi terhadap Penyelenggaraan Pendidikan
     Tiga tingkatan kemampuan peserta didik sebagaimana dikemukakan di atas tentunya akan sangat mempengaruhi aktivitas komunikasi dua arah antara pendidik dengan peserta didik. Persoalannya adalah bagaimana untuk menjadi pendidik yang memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik? Beberapa hal dibawah ini dapat digunakan sebagai acuan oleh orang-orang yang berkecimpung dalam dunia pendidikan.
a. Memberi penjelasan
     Dalam menyampaikan informasi kepada peserta didik (yang berkaitan dengan iptek), hendaknya:
1) Menentukan hal-hal pokoknya dan hubungannya satu sama lainnya.
2) Memberi penjelasan yang meyakinkan artinya menerangkan hal-hal yang benar dan menghindari penjelasan yang salah baik disengaja maupun tidak.
3) Memberi penjelasan secara gamblang dan sederhana sehingga semua peserta didik dapat menangkapnya dengan baik.
4) Menghindari berbicara dengan bahasa yang muluk, dan mengusahakan berbicara dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh peserta didik.
5) Menghindari penggunaan kata-kata yang tidak jelas, tidak pasti dan tidak tegas.
6) Memeriksa kembali penjelasan apakah semua peserta didik telah mengerti terhadap informasi yang disampaikannya.
 b. Mengajukan pertanyaan
     Pertanyaan yang diajukan oleh pengajar dapat digolongkan dalam dua jenis, yaitu pertanyaan tingkat tinggi dan pertanyaan tingkat rendah. Pertanyaan tingkat tinggi adalah pertanyaan yang menuntut pemikiran abstrak, sedangkan pertanyaan tingkat rendah adalah pertanyaan yang menyangkut fakta, pengetahuan sederhana, dan penerapan pengertian.
Hal yang perlu diusahakan oleh pendidik dalam kaitannya dengan kegiatan ini adalah :
1) Mengulangi pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik dengan maksud agar peserta didik yang lain mengetahui secara jelas masalah yang ditanyakan.
2) Menempatkan pertanyaan peserta didik dalam konteks keseluruhan bahan pelajaran.
3) Merangsang peserta didik agar mau mengajukan pertanyaan.
4) Merespon pertanyaan dengan baik.
 c. Memberikan Umpan Balik
     Dengan umpan balik akan diketahui apakah komunikasi dua arah sudah tercapai dengan baik atau belum. Umpan balik ini berlaku baik dari pengajar kepada peserta didik atau sebaliknya.


7. Implikasi Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik terhadap Penyelenggaraan Pendidikan
     Sebagai individu yang sedang tumbuh dan berkembang, maka proses pertumbuhan dan perkembangan peserta didik tersebut sangat dipengaruhi oleh adanya interaksi antara dua faktor yang sama-sama penting kedudukannya yaitu faktor hereditas dan faktor lingkungan. Keberadaan dua faktor tersebut tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya karena kenyataannya kedua faktor tersebut tidak bekerja sendiri-sendiri dalam operasionalnya.
     Atas dasar sedikit informasi tersebut di atas, maka dapatlah ditarik beberapa butir implikasi pertumbuhan/perkembangan/kematangan peserta didik terhadap penyelenggaraan pendidikan sebagai berikut:
a. Pertumbuhan dan perkembangan manusia sejak lahir berlangsung dalam lingkungan sosial yang meliputi semua manusia yang berada dalam lingkungan hidup itu.
b. Interaksi manusia dengan lingkungannya sejak lahir menghendaki penguasaan lingkungan maupun penyesuaian diri pada lingkungan.
c. Dalam interaksi sosial, manusia sejak lahir telah menjadi anggota kelompok sosial yang dalam hal ini ialah keluarga.
d. Atas dasar keterikatan dan kewajiban sosial para pendidik terutama orang tua, maka anak senantiasa berusaha menciptakan lingkungan fisik, lingkungan sosial, serta lingkungan psikis yang sebaik-baiknya bagi proses pertumbuhan dan perkembangannya.
e. Setelah umur kronologis mencapai lingkungan tertentu, anak telah mencapai berbagai tingkat kematangan intelektual, sosial, emosional, serta kemampuan jasmani yang lain.
f. Kematangan sosial merupakan landasan bagi kematangan intelektual, karena perkembangan kecerdasan berlangsung dalam lingkungan sosial tersebut.
g. Kematangan emosional melandasi kematangan sosial dan kematangan intelektual, karena sebagian besar tingkah laku manusia dikuasai atau ditentukan oleh kondisi perasaannya.
h. Kematangan jasmani merupakan dasar yang melandasi semua kematangan sebagimana dimaksudkan di atas.
i. Pendidik yang berkecimpung dalam pengasuhan anak dalam perkembangan di masa kanak-kanak hendaklah memperhatikan keterkaitan antara berbagai segi kematangan jasmani dan rohani anak dalam menciptakan lingkungan belajar yang efektif.
j. Hasil-hasil belajar yang mendasari hidup bermasyarakat banyak dicapai oleh anak dalam keluarga terutama semasa masih kanak-kanak, yaitu sikap dan pola tingkah laku terhadap diri sendiri dan terhadap orang lain.
k. Iklim emosional yang menjiwai keluarga itu meliputi: hubungan emosional antara keluarga, kadar kebebasan menyatakan diri dan tanggung jawab dalam pengambilan keputusan.
l. Seorang anak dimana anak sekolah adalah seorang realis yang hendak mengenal kenyataan di sekitarnya menurut keadaan senyatanya atau objektif apa adanya.
m. Pada umumnya anak masa sekolah dan masa remaja mengalami pertumbuhan jasmani yang semakin kuat dan sehat. Sedangkan dalam segi rohani ia mengalami perkembangan pengetahuan dan kemampuan berpikir yang pesat pula karena ditunjang oleh hasrat belajar yang sehat serta ingatan yang kuat.
n. Pemahaman guru terhadap minat dan perhatian peserta didik akan sangat bermanfaat dalam perencanaan program-program pendidikan maupun pengajaran.
o. Karakteristik umum pertumbuhan/perkembangan peserta didik ialah ditandai dengan: Kegelisahan, pertentangan, keinginan mencoba segala sesuatu, menghayal dan aktivitas berkelompok.




BAB III
SIMPULAN DAN SARAN


A. Simpulan
      Di tinjau dari segi pendidikan, potensi setiap peserta didik harus dipupuk dan dikembangkan. Peserta didik akan merasa aman secara psikologis apabila pendidik dapat menerima peserta didik dalam kondisi apapun. Pendidik mengusahakan suasana dimana peserta didik tidak bisa dinilai oleh orang lain, dan tugas pendidik ialah memberikan pengertian kepada para peserta didik yang membutuhkannya.
       Dalam penyelenggaraan pendidikan perlu diperhatikan sarana dan prasarana. Disamping itu perkembangan emosi peserta didik sangat erat kaitannya dengan faktor-faktor tertentu. Sekolah merupakan titik tolak dasar untuk pengembangan hubungan sosial peserta didik, para peserta didik juga harus bisa saling menghargai antara yang satu dengan lainnya dan sekolah sebaiknya memberikan pola pengajaran yang demokratis kepada para peserta didik. Kita sebagai individu yang sedang tumbuh dan berkembang, maka dari itu proses pertumbuhan dan perkembangan peserta didik sangat di pengaruhi oleh adanya interaksi antara dua faktor yang sama-sama berperan penting.


B. Saran
Diharapkan pendidikan bagi peserta didik dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan yang kita inginkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar